Minggu, 12 Juni 2016

Larilah sekencangmu Kancil Biru !


            Madiun putra Fc adalah tim sepak bola indonesia yang bermarkas di madiun, jawa timur. Berawal dari klub amatir Ps Madiun Putra, pada tahun 2009 merger dengan klub divisi II 007 Bandung FC , Tahun 2010 promosi ke divisi 1 dan akhir tahun 2010 promosi ke divisi utama. Lalu apa hubungannya dengan kancil biru ? ya, Kancil adalah julukan Madiun Putra. Apa istimewanya kancil ? kancil merupakan spesies sebangsa rusa dari genus tragulus yang memiliki tubuh kecil. Kancil merupakan hewan yang cerdas, lincah,kegesitan dan pelari yang kencang. Cerdas terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kreativitas dalam sepak bola sangat diperlukan meraih hasil maksimal seperti membongkar pertahanan lawan maupun mencetak goal. Dalam wikipedia disebutkan harapan madiun putra dijuluki si kancil biru dengan kelincahan, kecerdikan, kegesitan, kelincahan sehingga madiun putra manjadi tim papan atas yang tangguh. Kaki kaki kecil kancil diciptakan agar membantu tetap berlari kencang sehingga mampu menghindari hewan hewan buas.diharapkan tokoh kancil mampu membawa Madiun Putra tetap terjaga baik dalam hal bertahan menghadapi serangan lawan. Kancil dengan kecepatan penuh mampu berlari sekitar 90,1 kph yang akan membuat madiun putra lihai dalam menyerang lawan ,gesit dalam menghindari terkaman singa di alam luas.
            Kancil biru ? mungkin ini hanyalah fiktif dalam kenyataanya kancil adalah julukan madiun putra yang mempunyai ciri khas warna biru. Warna biru umumnya memberikan efek menenangkan sehingga membuat madiun putra tetap tenang saat diteror lawan beserta ribuan supporter lawan.berdasarkan cara pandang ilmu psikologi warna biru tua mampu merangsang pikiran jernih dan biru muda membantu menenangkan pikiran dan meningkatkan konsentrasi. Kita tentu tidak lupa jersey yang digunakan MPFC mengarungi Indonesia Soccer Campionship – B musim ini dengan warna biru tua dan muda sangat memberikan kombinasi enak dipandang dan tentunya dua kombinasi tersebut sangat berguna bukan ? berdasarkan ilmu psikologi yang sudah disampaikan
Indah bukan jika kancil dan biru menjadi satu elemen yang saling berkaitan, kedua efek kancil dan biru sangat cocok terhadap filosofi madiun putra. Mungkin dari sisi keduanya memang hanya fiktif belaka namun filosofi kancil berwana biru sudah pas bagi bumi madiun. Perlu digaris bawahi pula untuk menjadi juara dan masuk di kompetisi teratas sangat panjang dan berliku maka hargailah setiap proses yang dilakukan punggawa madiun putra. Tentu kita perlu berkaca kepada tim-tim lain yang kita anggap pantas bermain di kasta teratas namun sampai saat ini juga masih belum bisa. Untuk juara perlu proses dan tidak bisa semalam seperti yang dilakukan bandung bondowoso untuk membangun candi prambanan demi memperistri roro jonggrang. Maka apapun yang terjadi terus berada dibelakang kancil biru. Semangatmu akan membawa kancil biru berlari kencang. Larilah sekencangmu kancil biru !
            Mohon maaf sebelumnya jika ada tulisan yang salah karena saya hanyalah penulis amatir yang masih belajar dan berproses. Terimakasih atas perhatiannya.

Penulis : @TMM_BT1986

 Bagi teman teman yang mau kirim tulisanmu tentang sepak bola dan madiun putra silahkan kirim ke madiundevictorie12@gmail.com silahkan cek dan follow akun twitter kami @devictorie12 dan madiundevictorie12.blogspot.com ,seluruhnya dikelola oleh The Mad Mania Brigade Timoer @TMM_BT1986

Senin, 06 Juni 2016

Sepak Bola Diantara Kapitalisme


Dalam membicarakan sepakbola tentunya kita tidak bisa meragukan mengenai kapitalisme. Kapitalisme sendiri mengandung arti sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta. Kapitalisme bertujuan untuk membuat keuntungan dalam pasar ekonomi.

Sepakbola kini sudah menadi ladanag industri bagi para kaum-kaum kapitalis. Dalam halnya kapitalis selalu memperkaya dan ingin melebihkan dalam urusan finansial secara pribadi. Jika dinggambarkan di era saat ini adalah ‘Uang adalah segalanya’. Tentu, sudah sering sekali kita mendengarkan kata-kata tersebut dalam telinga kita.

Sepakbola diantara kapitalisme memang marak terjadi di era modern saat ini. Kita bisa contoh dalam klub-klub besar eropa seperti Manchester City, Real Madrid, Paris Saint Germain (PSG) mereka menambah  sistem ekonomi, yang menggunakan kekuatan finansialnya untuk menambah kekuatan mereka untuk berpretasi di Eropa dan juga mengukir sejarah baru dalam catatan sejarah sepakbola dunia.

Fajar Junaedi seorang dosen Ilmu Komunikasi di Yogyakarta pernah menuliskan artikel mengenai kapitalisme juga. Dalam artikelnya yang berjudul Kapitalisme Semu Dan Kegagalan Swastanisasi Sepakbola Indonesia, berisi mengenai sistem kapitalisme di Indonesia dan kapitalisme yang ada di Indonesia.

Kapitalisme juga bisa menjadikan klub yang dulunya mengalami krisis ekonomi global atau krisis dalam perekonomian klub bisa menjadi beres. Namun, dalah hal itu klub menjadi berubah nama dan berubah berbagai segalanya bisa jadi suporter kesebelasan yang notabane nya dulu besar sekarang berubah nama hanya karena tim terdesak dalam sistem perekonomian. Bisa disebut dengan klub yang instan atau langsung jadi. Contohnya kita bisa mengambil dalam mie instan. Kenapa ? karena kita mengambil contoh itu proses pembuatannya tidak secara mendasar ataupun secara berakar dari yang bawah.

Banyak pemain sekarang yang perlu ditanyakan mengenai loyalitas terhadap tim yang dianutnya. Pemain berpindah-pindah klub semau mereka. Mereka berpindah klub dengan durasi setengah musim pun bisa jadi. Coba kita lihat dan kita telusuri mengenai arti dan pentingnya sebuah loyalitas pemain terhadap klub. Contohnya Puyol, Ryan Gigs, dan legenda Juventus Alexandro Del Piero. Mereka lah sosok pemain yang penuh dengan loyalitas terhadap klub meskipun, mereka sering mendapat  tawaran di klub lain dengan harga bandrol yang tinggi.

Memang begininilah kapitalisme dalam sepakbola, bisa mempengaruhi citra dan rasa dalam hal sepak bola. Klub yang dibangun berpuluh-puluh tahun namun, mereka merubahnya menjadi instan. Fan founder jika ditanya, alasannya mengenai sisi finansial klub.  



Penulis : Rizhal Putra Pratama

Minggu, 05 Juni 2016

Pelajaran arti INVASI ala militan Pss Sleman

Sore kemarin hari sabtu 4 juni 2016 pertandingan panas Madiun Putra dan PSS Sleman tersaji di stadion wilis kota madiun, hujan kartu kuning membanjiri duel panas sarat gengsi ini. Walaupun pada akhirnya skor 0-0 menjadi akhir duel panas ini namun bukan duel kedua kesebelan yang kita analisa karena saya bukan seorang analisis pertandingan, justru yang menarik adalah aksi 4 supporter dari kedua kesebelasan PSS Sleman dengan Slemania dan Brigata Curva Sud sementara Madiun Putra Fc memiliki The Mad Mania dan Great bull boys. Terkhusus militan ala pendukung Pss sleman yang terkenal totalitasnya terhadap Pss sleman yang begitu ada dimana pss berlaga tentu kita ingat laga persinga ngawi dan pss sleman yang sampai stadion ketonggo ngawi tidak kuat atau yang biasa disebut over capacity yang membuat persinga dihukum komdis GTS selaku operator Torabika Soccer Campionship A dan Indonesia Soccer Campionship B. Sore itu bersama teman-teman mendapat panggilan jiwa local team buat mendukung Madiun Putra setelah masuk stadion kami takjub jumlah militan ala pendukung PSS Sleman yang lebih banyak dari pendukung tuan rumah, jujur disitu saya terasa tertampar yang tersirat ketika beradu kreatifitas suara teman teman juga kalah keras,dalam hati bilang “ini kandang terasa tandang” dan benar saja pendukung PSS sleman menteror permainan tuan rumah selama 90 menit sehingga pemain pss selalu mengurung madiun putra yang dipaksa bertahan. sekitar menit 75, Erol pemain madiun putra masuk yang membuat madiun putra ganti menyerang. Yaps supporter dan club adalah dua elemen yang saling terkait dan saling bersinergi, khalayak banyak pernah bilang supporter adalah pemain ke 12. Sore kemarin saya benar benar mengamati teror para pendukung militan ala pss sleman. Saya sangat mengapresiasi para pahlawan madiun putra yang sudah bertahan habis habisan di gempur pemain pss sleman beserta pendukungnya. Seorang yang mendapat panggilan jiwa tidaklah dapat dipaksa karena panggilan jiwa adalah “ anugerah yang terindah dalam hidup “ masing masing individu. Pelajaran yang dapat kita petik dari ini adalah rasa totalitas terhadap club perlu ditingkatkan, jangan memaksa orang lain ikut dengan kita sebagai seseorang yang sudah punya panggilan jiwa, ya meskipun masih setengah setengah karena berbagai kesibukan masing-masing. Karena panggilan jiwa juga dapat diartikan sedikit mengutip kata katabonek mania yang menyebut “persebaya emosi jiwaku” sama seperti kita “madiun putra emosi jiwaku” jiwamu dan jiwa jiwa kita sebagai The Mad Mania dan The Mad Ladies.Tak usahlah pedulikan omongan orang lain karena kita punya yang kata supporter eropa bilang footbaall is my “PASSION” ayo dulur dulurku perlu diakui kita memang kalah dalam jumlah pendukung tapi maaf  kita sebagai The Mad Mania dan The Mad Ladies tidak pernah kalah dalam kreatifitas dan support untuk madiun putra toh kita pernah dianugrahi pengargaan oleh jawa pos jadikan penghargaan itu sebagai batu loncatan kita semakin kreatif dan semakin variatif dan jangan justru kreatifitas semakin menurun. Jumlah supporter hanyalah hitungan matematika kita tunjukkan supporter dengan jumlah sedikit namun kreatifitas tiada henti adalah The MAD MANIA ,dan The MAD MANIA untuk Madiun Putra, Mari dulur dulurku jangan pernah minder dan takut karena jumlah “HANYALAH” hitungan matematika ! jadikan pendukung lain sebagai inspirator namun kita sebagai motor penggerak. Majulah madiun putraku, jayalah laskar blue force ! 
 
SATU HATI SATU RASA THE MAD MANIA 
Maaf jika ada kesalahan tulisan maupun kesalahan tafsir kata-kata karena saya adalah penulis pemula dan masih belajar  
penulis : Twitter : @TMM_BT1986
             Instagram : Brigade_timoer